Tuesday 15 December 2015

Jalan-Jalan ke Perpustakaan Masjid Al-Manar


Berbicara mengenai dunia kepustakaan, maka tidak bisa dilepaskan dari sejarah perpustakaan itu sendiri. Terlebih kepustakaan dalam konteks islam, untuk mempelajarinya peneliti wajib membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan sejarah kepustakaan islam. Seperti yang diketahui, bahwa peradaban Islam di Timur Tengah pernah mencapai puncak kejayaan pada masa lampau, hal tersebut sejalan dengan perkembangan pengetahuan yang terjadi pada masa itu. Artinya, pengetahuan menentukan maju atau tidaknya sebuah peradaban.

Konsep-konsep yang masih dipraktekkan hingga saat ini sebagian besar adalah konsep yang sudah diterapkan pada masa lalu. Sehingga sudah sangat wajar jika umat Islam (khususnya) untuk mempelajari perkembangan pengetahuan dan kepustakaan pada masa kejayaan kepustakaan Islam untuk mengembalikan kejayaan yang pernah dicapai.

Jika dibandingkan Negara-negara di Timur Tengah dan Eropa, mungkin sejarah kepustakaan Islam di Nusantara masih sedikit tertinggal. Namun khazanah kepustakaan masjid di Nusantara juga tidak kalah menarik untuk dipelajari, khususnya Masjid-Masjid di era modern ini. Masjid memiliki banyak fungsi, yang salah satunya adalah sebagai lembaga pendidikan. Agar fungsi ini dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tata kehidupan umat dan berjalan dengan baik dan optimal, perlu adanya sarana dan prasarana penunjang.

Masjid Al-Manar

Salah satu sarana dan prasarana penunjang masjid sebagai lembaga pendidikan adalah perpustakaan, yang mana dengan perpustakaan, akan tersedia sarana bacaan yang dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan bagi umat islam.  Perpustakaan masjid merupakan salah satu jenis dari perpustakaan khusus, yaitu perpustakan yang ada di tempat ibadah (masjid). Perpustakaan Masjid di lingkungan Yogyakarta memang sangat banyak. Satu hal yang menarik perhatian saya (yang memotivasi untuk membuat Video LOL #LibrarianOnLine Eps.5 ini) adalah Perpustakaan Masjid Al-Manar. Masjid tersebut berlokasi di Jurugentong, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta (Belakang JEC).

Di Masjid itu banyak pengalaman yang saya lalui bersama teman-teman kuliah dulu. Dan lucunya baru-baru ini saja mengetahui bahwa di sana ada Perpustakaan. Dan yang lebih membuat saya heran ternyata perpustakaan tersebut dikelola dengan cukup memperhatikan prinsip-prinsip ilmu perpustakaan. Jika kegiatan tersebut dilakukan di perpustakaan masjid yang besar mungkin saya tidak akan seheran ini, tetapi di masjid yang relatif kecil ini menjadi sesuatu yang unik.

Perpustakaan Masjid Al-Manar

Perpustakaan tersebut berdiri pada tahun 2000 bersamaan dengan berdirinya Masjid. Berdirinya perpustakaan tersebut dilator belakangi oleh desakan dari jamaah dan penceramah yang membutuhkan informasi untuk bahan kajian tarikh (sejarah islam). Perpustakaan Masjid Al-Manar dikelola oleh Bapak Sukino (yang menjabat sebagai Sekretaris 1 Masjid Al-Manar), selain itu juga dibantu Eko Kurniawan (Takmir) yang juga lulusan dari S1 Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga. Yang menarik adalah bahwa Bapak Sukino ternyata dulu (sebelum pension) adalah Pustakawan dan pegiat Literasi di Gunung Kidul (TBM Ngupoyo Pinter).

Mas Eko Menunjukkan Katalog Kartu Perpustakaan Masjid Al-Manar

Koleksi yang ada di Perpustakaan Masjid Al-Manar dimanfaatkan untuk kajian Tarikh dan kajian yang lain. Selain itu juga banyak dimanfaatkan untuk kegiatan TPA. Anak-Anak peserta TPA didorong untuk mau membaca, lalu diberi tugas misal merangkum dan menceritakan ulang kisah-kisah Nabi yang mereka baca di Perpustakaan.

Koleksi Kliping Koran dan Majalah Yang Telah Dijilid

Koleksi Perpustakaan Masjid Al-Manar berupa buku, majalah, kliping koran dengan subyek keislaman. Dalam hal pendaan Perpustakaan Masjid Al-Manar didukung oleh Keuangan Masjid Al-Manar. Untuk masalah pengadaan, dilakukan dengan mencatat usulan dari jamaah dan mengajukan kepada Takmir untuk dibelikan. Perpustakaan Masjid Al-Manar melakukan prinsip seleksi bahan pustaka sebelum diajukan. Seleksi ini cukup ketat diterapkan, yaitu dengan membatasi buku yang berideologi/faham yang berbeda dengan faham/ideologi yang dipercayai jamaah. Dalam hal evaluasi koleksi, penyiangan dilakukan hanya untuk koleksi yang kondisi fisiknya sangat rapuh.

Dengan menguatkan pengelolaan, pemanfaatan koleksi dan ruang Perpustakaan di Masjid. Akan sangat mungkin Kemajuan ilmu pengetahuan umat Islam jaya kembali seperti pada era terdahulu banyak Ilmuwan Muslim. Semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan inspirasi, amin. Di bawah ini adalah cuplikan wawancara saya dengan pengelola Perpustakaan Masjid Al-Manar, seilakan dilihat:

 
Sumber: Channel Youtube Thoriq Tri Prabowo

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...