Wednesday 29 February 2012

Perbedaan Tukang Becak dan Superman


Oleh: Thoriq Tri Prabowo/IPI/10140021/IDKS A 

Tukang becak adalah sebuah profesi mulia yang secara kasat mata bisa dilihat seperti apa yang mereka kerjakan, mereka menawarkan jasa tumpangan transportasi dengan alternatif yang lain, selain angkot, bus umum, ojeg, ataupun alat transportasi yang penggunaannya dengan cara pelanggan digendong oleh penyedia jasanya (bila ada). Mengapa disebut alternatif lain? Karena pada dasarnya alternatif yang ditawarkan masyarakat zaman sekarang bukanlah alternatif, melainkan pilihan yang konsekuensinya sama saja, misalkan angkot para pengguna jasa tersebut tetap harus menunggu, bus umum, atau yang lain juga begitu, terlebih berbahaya juga jika akhir-akhir ini banyak terjadi kejahatan di dalam angkutan umum sebagai contoh kasus pemerkosaan di angkot beberapa bulan silam, dan becak datang memberi solusi atas kejadian itu, dalam becak tak kan mungkin terjadi kejahatan seperti halnya pemerkosaan, karena dimungkinkan akan sangat susah sekali bagi eksekutor melakukannya, maka himbauan naik becak sebenarnya baik juga bagi masyarakat, tak terkecuali bagi para bapak-bapak (meski jarang pemerkosaan terhadap bapak-bapak).

Wednesday 22 February 2012

Kupat Tahu dan Konflik


Oleh: Thoriq Tri Prabowo/IPI/10140021/IDKS A


Perdebatan bertemakan boyband yang tak kunjung berhenti akhirnya kadas sudah berita itu, masyarakat kembali dihebohkan oleh berita terbaru perihal masalah penamaan makanan yang kurang lazim dan condong ke arah marjinalisasi, subyektifitas, minorisasi, atau semacam itulah yang mereka bicarakan, terlebih pada sebuah makanan pengganjal lapar, atau dalam bahasa sekitar kota banyumas dan sekitarnya lebih terkenal dengan sebutan Tamba Kencot yang jika di transliterasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Obat Lapar”.
Bukan perkara seperti yang di atas yang akan saya bahas, karena itu suatu kewajaran jika dalam suatu dialek tertentu masyarakat memberi julukan tertentu pada sebuah masakan, tak terkecuali Kupat Tahu makanan khas Jawa Tengah itu menjadi korban pegawai pembuat akta nama makanan, mengapa demikian? Hal itu akan terjawab setelah anda membaca ini, selamat menyimak!. 

Thursday 16 February 2012

Boy Band Alternatif Lain Cegah Kejahatan

Oleh : Thoriq Tri Prabowo/IPI/10140021/IDKS A
Dalam beberapa waktu ke depan hal yang akan saya bahas bukanlah huru-hara tentang musik, kegemaran berotomotif, suffle dance, menari tor-tor, ataupun membuat masakan sambil tertawa “wkwkwkwk” atau semacam itu, namun saya akan memaparkan beberapa asumsi saya tentang suatu kejadian yang wajar dan lumrah dengan bahasa saya sendiri yang mungkin akan menjadi sebuah hal yang berlebihan dan menjadi kurang wajar di antara kalangan pembaca , oleh karena itu diharap pengertiannya bahwa yang tertulis di blog ini hanyalah fiktif belaka. Zaman perjuangan telah berakhir, karena disusul berikutnya zaman kemerdekaan, setelah itu banyak sekali dikatakan bahwa sekarang memasuku era untuk mengisi kemerdekaan, dan entah sudah terlaksana atau belum, sudah disusul berikutnya yaitu zaman edan, setelah zaman edan sudah berhasil membuat semua manusia pada zaman itu menjadi edan, maka secara singkat sudah  saatnya sang zaman, berganti ke era berikutnya, yaitu segera saja transisi ke zaman berikutnya, era selanjutnya itu  dinamakan era boyband, entah siapa yang memberi nama itu, tiba-tiba saja nama itu muncul dengan dahsyatnya (padahal tidak pernah ada yang menyebutkan, hanya saja dalam tulisan ini yang berlebihan).
Mendadak boyband karena dalam kurun waktu yang sangat singkat banyak sekali kaum muda-mudi yang membentuk grup vocal dance tersebut, hal tersebut sangat efektif membantu badan pertahanan dan kejahatan Negara menurungkan angka penggunaan narkotika, konsumsi minuman keras, perampokan, pemerkosaan di angkot beramai-ramai, kecelakaanlalu lintas yang memakan lebih dari 9 korban oleh pengendara mabuk, atau kejahatan publik yang lain.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...