Oleh: Thoriq Tri Prabowo
Huru-hara kuliah semenit demi semenit telah berlalu. Dan
perlahan mahasiswa mulai melupakan tugas dan urusan kekuliahannya (janggal) karena memang sejak jaman kuliah mahasiswa selalu
lupa akan tugas dan deadlinenya. (mudah-mudahan bukan saya)
Fenomena di atas ternyata bukan kabar yang cukup baik untuk Manyol sebutan untuk “Mahasiswa Konyol”
yang ngalor ngidul hanya ngributin urusan jiplak-menjiplak tugas. Faktanya
kuliah berakhir berarti ujian dimulai, dan itu kabar yang kurang baik.
Waktu bersantai di kos harus segera ditiadakan dan diganti
dengan memburu slide presentasi dosen. Bagai semut mengerubungi gula,
Manyol-Manyol beraksi mencari bocoran soal ujian. Dan parahnya mereka tak lebih
baik daripada si semut yang masih mau berbagi dengan temannya yang lain.
(pembelaan)
Banyak rupiah yang harus segera dibelanjakan kepada mas-mas
fotokopi. Alhasil harta karun pun harus dibongkar demi meraup recehan yang
beratnya kaya kapal selam rusia. Deadline yang galaknya sudah seperti anjing
herder PMS itu tak mau tahu tentang semua urusan kita, yang Ia tahu hanyalah on
time on time dan on time. Dan waktu itu saya selalu loncat dari lantai 2 kos
saya, karena frustasi.
Peristiwa yang sering banget terjadi di masa itu adalah
flashdisk hina. Menagapa disebut hina? Karena flashdisk yang virusnya sudah
berkarat setebal dangkal badak karena sering keluar masuk rental printer yang
satu ke rental yang lain. Dan parahnya seringkali hilang entah kemana, entah
karena dipinjam, atau dirampas begitu saja. Mengingat sedang masa ngumpulin
tugas. Flashdisk nganggur adalah berkah tersendiri.
Tak ada rotan, rotan tetangga pun jadi. Yah itu peribahasa
yang sangat berperi ke-anak kosan banget.
Tak ada flashdisk sendiri, punya tetangga pun jadi. Pernah ada tugas yang
begitu sejubel, setebal kamus lima bahasa. Dan deaadlinenya jam 7 pagi.
Malangnya saya baru menyelesaikannya pukul 05.30 pagi dan itupun lembur
menghabiskan kopi se-jerigen. Nah, kondisi fakir flashdisk nampak ada yang
bercahaya dari kejauhan, dan seperti yang diharapkan itu adalah flashdisk
tetangga yang nganggur.
Tanpa pikir panjang, sabet saja dan segera menuju rental
printer tempat prostitusian flashdisk. Dan waktu itu sudah pukul 06.45 yang
berarti sudah harus jadi. Dengan gas penuh saya pacu tepat jam 07.00 di
parkiran depan fakultas, dengan senyum lebar saya merampungkan tugas dan
mengumpulkannya tepat waktu.
Singkat cerita, sepulangnya kuliah saya menjumpai seonggok
manusia dengan kondisi mengenaskan sedang kebingungan mencari flashdisknya yang
hilang, raib begitu saja. Pada menit pertama ketika saya mengetahuinya saya
masih dalam kondisi santai dan merasa itu bukan urusan saya. Dan sangat
spektakuler ketika mendekati menit kedua. Saya ingat tadai pagi saya mengambil
flashdisk tanpa izin dan parahnya sekarang menjadi urusan besar saya karena
jika di flashback ke paragraf di
atas. Saya LUPA mencabut flashdisk dari rental printer!!!.
Sempat shock beberapa saat mengetahui saya yang manjadi
tersangka dalam hilangnya sang alat penyimpanan data tersebut. Dan parahnya ada
data penting dari si empunya. Tanpa basa-basi saya mengunjungi rentalan yang
tadi, dan apesnya ia telah tiada (flashdisk).
Sebelum sampai ke kos, saya berniat membeli body protector
terlebih dahulu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan karena
kemarahan si empunya flashdisk. Mengingat saya hanya mempunyai uang Rp. 2000,-
niat saya urungkan. Dan saya putuskan mampir ke warung burjo untuk membeli es teh.
Langsung saja saya sampai di kos dan si empunya masih dalam
kondisi stress karena flashdisknya yang saya hilangkan. Dengan keberanian penuh
saya mancoba untuk mengatakan kejadian yang sebenarnya.
“hmm, anu..flashdisk kamu ilang ya?”
“iya, sejak tadi..pas saya mandi tiba-tiba udah ilang.
Padahal ada data pentingnya”
Sumpret waktu itu saya merasa begitu berdosa dan takut telah
melakukan perbuatan itu. Dan percakapan dilanjutkan.
“aku mau jujur, tapi maaf banget ya sebelumnya..”
Saya sudah siap untuk digampar oleh tangannya yang segede gorilla
beri-beri itu
“tadi pagi aku pinjem flasdisknya, trus ketinggalan di
rental. Wktu aku ambil lagi udah nggak ada”
“Apa? Jadi kamu!”
Tiba-tiba suasana menjadi tegang. Dan saya meminta maaf
berulang-ulang.
“sumpah aku nggak sengaja, memangnya isi flashdisk yang
penting itu apa?”
“foto-foto boyband korea idolaku tau!”
Tiba-tiba hening seribu satu malam. Sempat menyesal
guling-guling pernah minta maaf sampai segitunya.
Sumpah saya merasa sangat konyol sekali waktu itu. Cowok
dengan porsi tubuh mirip Ade Ray mengoleksi foto-foto seperti itu, dan ia
menganggap itu penting sepenting upil saya. Tetapi pada endingnya saya tetap
mengganti flashdisk tersebut sebagai rasa tanggung jawab saya. Sealian saya
membeli yang baru.
Banyak pelajaran yang bisa diambil jika membaca cerita di
atas. Barang pinjaman bagaimana pun tetap harus dipertanggung jawabkan.
Alangkah baiknya jika mempunyai perlengkapan sendiri (termasuk celana dalam dan sikat gigi),
terlebih itu perlengkapan yang penting untuk kuliah atau pendidikan kita.
No comments:
Post a Comment