Monday, 9 April 2012

Supporter sepak bola, Girlband, dan Banci

Oleh: Thoriq Tri Prabowo/10140021/IPI/IDKS A

Sebenarnya apa korelasi di antara ke-tiganya? Secara sekilas ke-tiganya tak pernah berhubungan sama sekali, atau bahkan dua kali, terlebih tiga kali dan seterusnya. Ketiga elemen tersebut akan terasa hubungannya jika di sela-sela istilah di atas kita bubuhkan suatu kejadian yang akan memudahkan pemahaman perihal keterkaitan di antara ke-tiganya. Supporter sepak bola adalah seorang manusia biasa yang bisa kita golongkan menjadi dua jenis. Yaitu supporter sepak bola laki-laki dan supporter sepak bola perempuan. Tentunya mereka makan dan minum, dan beraktifitas layaknya manusia biasa. Girlband adalah sebuah grup vocal yang tidak bisa kita golongkan berdasarkan jenis kelaminnya. Karena girlband dipastikan hanya memiliki satu jenis kelamin, yaitu perempuan. Terkadang mereka menyanyi dengan suara dan hebatnya bisa menyanyi tanpa suara juga [kadang-kadang]. Sedangkan banci juga merupakan seorang manusia biasa seperti halnya supporter sepak bola dan girlband. Hanya saja banci merupakan sebuah pilihan yang dijatuhkan oleh laki-laki tulen untuk merubah kodratnya agar menyerupai perempuan. Entah dari segi fisik ataupun batinnya. (bukan berdasarkan pengalaman pribadi).

Setelah mengetahui siapa mereka, bagaimana mereka, dan seperti apa mereka ternyata tak membuat kita lekas mengerti apa hubungan di antara ke-tiganya. Para pembaca dikondisikan untuk menebak, mengira-ngira, memprediksi, dan berpikir keras untuk mengetahui jawabannya. Dan tibalah waktu berpikir telah habis dengan sangat tergesa-gesa penulis berkehendak memberikian penjelasan perihal bahasan tersebut menurut tafsirannya sendiri. Jika kita perhatikan sekitar kita, ternyata sebuah kebiasaan yang tidak wajar akan membentuk suatu statement baru yang belum bisa dipastikan kebenarannya dan sering dianggap benar oleh si pengucap statement. Definisi yang cukup panjang, bisa dipersingkat dengan istilah yang sepadan yaitu sikap sok tahu. Efek yang ditimbulkan dari sikap itu adalah sebuah perdebatan pahan di antara penganut madzhab sok tahu dan oposisinya. Umat dari madzhab sok tahu biasanya menjustifikasi bahwa yang lainnya adalah lebih rendah dibandingnya. Meskipun terkadang mereka benar dan menang. Tetapi tak jarang juga jika mereka yang sok tahu itu salah. Sebagai contoh seorang supporter fanatic sepak bola menganggap bahwa laki-laki yang tidak menyukai sepak bola adalah banci dan lebih sok tahunya mlagi mereka sering menjadikan bulu-bulu di kaki sebagai tolok ukur kebancian seorang laki-laki. Jika kita cermati sebenarnya antara laki-laki yang tidak menyukai cabang olah raga sepek bola, da ia berbulu kaki tidak begitu lebat tidak semuanya orang tersebut adalah banci. Seperti yang telah terteraa di atas bahwa menjadi banci itu adalah pilihan, sedangakan menyukai sepak bola juga pilihan. Saat seseorang menentukan pilihannya seyogianya sebagai warga Negara yang baik kita menghargainya entah dia menentukan akan menjadi banci atau menentukan dirinya menjadi seorang supporter sepak bola. Dan satu lagi tidak ada hubungannya dengan bulu kaki.
Pembahsan bagian ke-dua adalah girlband. Bukan pada girlbandnya tetapi pembahasan yang berkaitan dengan seorang laki-laki yang lebih menggemari girlband ketimbang sepak bola. Sekarang penulis mengharapkan agar para pembaca yang mulia mengimajinasikan bahwa di sebuah komunitas yang terdiri dari 10 orang laki-laki, 9 diantaranya adalah penggemar fanatic sepak bola, dan 1 sisanya adalah seorang laki-laki normal yang lebih memilih menonton acara musik, katakanlah perform dari girlband. Dan parahnya lagi seorang tersebut dianugerahi bulu kaki yang tak begitu lebat sedangkan 9 diantaranya berbulu kaki sangat lebat. Jangan bayangkan yang lainnya. Dalam kasus ini pasti si laki-laki normal yang tak mengetahui salahnya tiba-tiba digolongkan ke dalam golongan banci. Terjadi kesalahpahaman dari ke-sok tahuan tersebut. Jika dikatakan bahwa banci itu pilihan, menonton acara girlband itu pilihan, dan menonton sepak bola pun juga pilihan. Maka di antara ketiganya sebenarnya tidak saling berhubungan sama sekali bahkan seribu kali. Tidak dianjurkan untuk menjadikan salah satunya sebagai bahan pergunjingan. Terlebih melibatkan bulu-bulu kaki yang tak berdosa.

3 comments:

  1. Mengaitkan satu dengan yang lain, padahal sejatinya itu berbeda, adalah kebiasaan buruk masa kini... ^^V
    Nice post!, jadi teringat status tmen sy:
    "Tips agar menjadi pria sejati: JANGAN PERNAH NONTON FILM KOREA."
    Haha, rct tenan
    Keep blogging mas!

    ReplyDelete
  2. Wew makasih kunjungannya, nantikan kekonyolan garing saya selanjutnya! :)

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...