Oleh: Thoriq Tri
Prabowo/10140021/IPI/IDKS A
Pergantian tahun tanpa terasa selalu
berganti dengan sendirinya setiap tahunnya (bukan setiap bulan). Dan efek dari
pergantian tahun itu bermacam-macam, akan sangat terasa jika pergantian tahun
semacam pergantian tahun ajaran. Jika hal itu dibicarakan maka akan menjadi
sebuah diskusi bermutu bagi yang mendiskusikannya. Karena pergantian tahun itu
selalu ke depan dan tak pernah ke belakang. Orang-orang dengan tipe pemiikiran
positif, optimis, pekerja keras dan semacam itu akan menimpali takdir
pergantian waktu ini dengan sebaik mungkin, karena ia menyadari betapa
berharganya waktu ketika sebuah kesempatan emas selalu mengiringinya. Lain
haknya dengan orang yang tidak memiliki pemikiran tersebut, mereka memiliki
kecenderungan mengunci rapat kamar kos/kontrakan/atau kamar kandung (disebut
kamar kandung karena mengadopsi istilah “anak kandung” yang berarti anak yang
sesungguhnya). Mereka memilih membuang waktu berharganya untuk tidur, tanpa
melakukan apapun dengan kondisi sadar, tanpa pengaruh alkohol, minum-minuman
keras, ataupun pengaruh soto, dan bakso.
Hal ini bukan tentang berapa harga
soto, atau apa bahan pembuat bakso, bukan itu. Tetapi tentang waktu yang telah
berlalu, waktu yang sedang berjalan seiring nafas kita, dan waktu yang akan
datang yang selalu siap untuk kita jemput (sistem waktu antar-jemput). Mari
berbicara secuil kenyataan tentang dunia perkuliahan dari kacamata mahasiswa
rantauan sang penjemput waktu. Dan lingkaran setan pun bermula. Berikut
merupakan siklus emosi mahasiswa labil sampai dengan tiba di semester 4.
Part
I
Semester ganjil pertama masuk dunia
perkuliahan bagi mahasiswa rantau bukanlah hal yang mudah. Perlu banyak
penyesuaian dalam proses pengenalan lingkungan, pencarian teman, pencarian
brand baru karena sangat berpotensi jika seorang mahasiswa baru mendapat
predikat yang berbeda dari predikat yang sebelumnya hanya dengan pembawaan
bicara yang sedikit elegan dan berwibawa. Dan masih banyak penyesuaian lainnya.
Semester satu selalu diliputi rasa disiplin baik dalam perkuliahan, pergaulan,
dan disiplin dalam menjaga image yang telah dibangun sejak pertama menginjakkan
diri ke perguruan tinggi guna merubah brand seperti yang telah dijelaskan tadi.
Nomor HP demi nomor HP dikoleksi (kolektor nomor HP bisa juga disebut numero
hapeotelist: Thoriq MMdM 2012) dengan
harapan tidak ketinggalan info. Dengan harapan juga sesampainya ke rumah/kost
ada SMS dari Unknown number dan
menanyakan tugas kuliah yang padahal sudah jelas-jelas dijelaskan secara jelas
dalam perkuliahan. Fase ini terjadi sekitar satu bulan pertama, dan bulan ke-2
sampai dengan bulan ke-6 semua perkuliahan hampir berjalan lancar, dengan 100%
prosentase kehadiran mahasiswa semester pertama membanggakan IPnya (Indeks
Prestasi bukan Iwak Peyek). IP
tersebut biasanya berkisar: 3 koma sekian-sekian.
Cerita berlanju ->