Oleh: Thoriq TriPrabowo
Setelah
menempuh ujian yang begitu menegangkan, pengumuman yang ditunggu-tunggu banyak
siswa SMA/SMK akhirnya datang juga (26/05). Sudah menjadi kebiasaan jika pesta
kelulusan dirayakan dengan konvoi keliling kota, hura-hura, dan pesta lainnya
untuk merayakan hari bahagia tersebut.
Namun
konvoi yang dilakukan tidak selalu tertib, bahkan sering kali mengganggu
aktifitas pengguna jalan, atau masyarakat sipil lainnya. Banyak petugas
kepolisian yang akhirnya harus diturunkan untuk mengamankan jalannya acara tersebut.
Karena tak jarang peserta konvoi membuat kerusuhan yang akhirnya berakhir
bentrok.
Pesta
kelulusan yang dilaksanakan sebagian besar siswa sering kali menjadikan
pengguna jalan sebagai korban karena: kemacetan, kebisingan, polusi, dan efek
lainnya yang ditimbulkan saat konvoi kelulusan di jalan berlangsung. Untuk
mengantisipasi hal-hal yang tidak dinginkan di atas sering kali akhirnya pihak
sekolah tidak mengundang siswanya datang langsung ke sekolah melihat
pengumumannya sendiri.
Kelulusan
yang berarti tengah lulus menempuh ujian akhir dianggap sebagai kelulusan abadi
oleh sebagian siswa. Anggapan itu menjadikan banyak siswa mendewakan kelulusan, sehingga saat melakukan pesta kelulusan
dirayakan dengan seheboh-hebohnya. Padahal masih banyak sekali yang harus
diperjuangkan untuk masa yang akan datang.
Perjuangan
yang begitu berat, mulai dari persiapan baik fisik maupun mental, banyak tenaga,
pikiran, bahkan materi yang harus dikeluarkan sampai akhirnya lulus ujian,
semestinya dihargai dengan tindakan yang lebih bermanfaat sebagai rasa syukur
terhadap Tuhan. Tidak hanya dengan coret-coretan dan kebut-kebutan di jalan
sehingga mengganggu jalannya arus lalu lintas.
Akan
lebih baik jika mengadakan syukuran dengan menggelar pengajian, melakukan bakti
sosial dengan menyumbangkan seragam sekolah untuk yang membutuhkan, melakukan
gerak jalan sehat, atau kegiatan bermanfaat yang lainnya, dari pada sekedar
hura-hura.
Perlu
disadari kelulusan ujian akhir pada tingkat SMA/SMK belum sepenuhnya menjamin
masa depan. Butuh banyak keterampilan yang harus dilatih dan dikembangkan untuk
mempersiapkan kualitas kita di persaingan global yang begitu kerasnya.
Masih
banyak yang harus dikerjakan setelah lulus ujian akhir. Ada yang harus mengurus
tetek bengek untuk keperluan
melanjutkan studi, atau ada juga yang harus mempersiapkan mental dan fisiknya
untuk segera bekerja. Maka pesta kelulusan hendaknya dirayakan dengan
sewajarnya saja, karena kelulusan bukan merupakan akhir perjuangan, melainkan
awal dari perjuangan baru untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Pernah dimuat pada rubrik Peduli Pendidikan Koran Kedaulatan Rakyat edisi Rabu 30 Mei 2012
No comments:
Post a Comment