Thursday, 16 February 2012

Boy Band Alternatif Lain Cegah Kejahatan

Oleh : Thoriq Tri Prabowo/IPI/10140021/IDKS A
Dalam beberapa waktu ke depan hal yang akan saya bahas bukanlah huru-hara tentang musik, kegemaran berotomotif, suffle dance, menari tor-tor, ataupun membuat masakan sambil tertawa “wkwkwkwk” atau semacam itu, namun saya akan memaparkan beberapa asumsi saya tentang suatu kejadian yang wajar dan lumrah dengan bahasa saya sendiri yang mungkin akan menjadi sebuah hal yang berlebihan dan menjadi kurang wajar di antara kalangan pembaca , oleh karena itu diharap pengertiannya bahwa yang tertulis di blog ini hanyalah fiktif belaka. Zaman perjuangan telah berakhir, karena disusul berikutnya zaman kemerdekaan, setelah itu banyak sekali dikatakan bahwa sekarang memasuku era untuk mengisi kemerdekaan, dan entah sudah terlaksana atau belum, sudah disusul berikutnya yaitu zaman edan, setelah zaman edan sudah berhasil membuat semua manusia pada zaman itu menjadi edan, maka secara singkat sudah  saatnya sang zaman, berganti ke era berikutnya, yaitu segera saja transisi ke zaman berikutnya, era selanjutnya itu  dinamakan era boyband, entah siapa yang memberi nama itu, tiba-tiba saja nama itu muncul dengan dahsyatnya (padahal tidak pernah ada yang menyebutkan, hanya saja dalam tulisan ini yang berlebihan).
Mendadak boyband karena dalam kurun waktu yang sangat singkat banyak sekali kaum muda-mudi yang membentuk grup vocal dance tersebut, hal tersebut sangat efektif membantu badan pertahanan dan kejahatan Negara menurungkan angka penggunaan narkotika, konsumsi minuman keras, perampokan, pemerkosaan di angkot beramai-ramai, kecelakaanlalu lintas yang memakan lebih dari 9 korban oleh pengendara mabuk, atau kejahatan publik yang lain.
Pertanyaannya, mengapa begitu? Apa hubungan boyband dan pemberantasan kejahatan? Apakah semua anggota boyband beranggotakan Polisi? TNI? Intel atau sejenisnya? Ternyata setelah saya lakukan penelitian dengan teori yang saya pelajari saya menyimpulkkan bahwa boyband efektif memberantas kejahatan.Suatu kelompok manusia, khususnya laki-laki (karena yang boleh menjadi boyband hanya laki-laki) sangat berpotensi untuk menjadi boyband dan melupakan aksi kejahatannya, karena banyak keuntungan setelah menjadi boyband, boyband tidak melangggar hukum, jadi para penjahat yang tadinya hendak merampok, menjambret, mengkonsumsi minuman keras, narkotika, dan menabrakkan mobilnya ke sebuah halte akan berpikir dua kali, yaitu apakah akan menjadi boyband atau meneruskan iktikad jahatnya, selain itu akan sangat banyak keuntungan yang lainnya diantaranya bagi yang tingkat ketampanannya di margin standar, maka dengan otomatisnya akan menjadi sedikit lebih tampan jika dalam satu boyband tersebut ada satu orang yang memang benar-benar tampan, mendengar banyak keuntungan yang didapat setelah bergabung dan membentuk boyband setidaknya akan mengurangi angka kejahatan, karena meningkatnya sosialisasi tentang boyband akan semakin menjadikan boyband digemari dan dijadikan alternatif untuk menyalurkan bakatnya, walaupun penjahat sewaktu kecil pasti sering diajari menyanyi dan menari oleh guru TKnya, menhgingat pentingnya sosialisasi hendaklnya dari seluruh lapisan masyarakat sadar dan melakukan gerakan perubahan agar mengurangi kejahatan. 
Pihak pemerintah ternyata sangat sadar akan hal ini, terutama pada Dinas Pertahanan Negara, ditunjukkan dengan atribut-atribut boyband yang sangat melekat, seperti seragam yang benar-benar seragam, gaya potongan rambut yang sangat cepak menjadi trendsetter di antara mereka, dan tak lupa gerakan berjalan, maju, mundur, serong kanan, serong kiri yang sangat ajeg, begitu menunjukkan betapa tingginya antusias Negara perihal boyband.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...